KOMUNIKASI
BISNIS #
DISUSUN
OLEH :
NAMA : INTAN FEBRIANI
KELAS : 4EA45
NPM : 15214368
DOSEN :
TANTYO SETYOWATI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
J1
KALIMALANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan kehendak-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan tugas ini, yaitu mata kuliah Komunikasi Bisnis atau
mata kuliah softskill yang diajarkan oleh dosen Tantyo Setyowati.
Dalam tugas saya kali ini akan
membahas tentang pengertian etika komunikasi dalam bisnis yang disertai contoh
kasusnya. Yang kemudian akan saya upload ke blog saya febrianiintan5957
blogspot. Semoga dengan saya meng-upload tugas saya ini ke dalam blog saya,
saya dapat membantu mahasiswa/i lain dalam mengerjakan tugas sejenis dengan
materi yang saya akan bahas saya ini.
Tetapi saya menyadari dalam
penulisan tugas ini tak luput dari kesalahan karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.
Jakarta,
22 Oktober 2017
Intan Febriani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
PENGERTIAN
KOMUNIKASI BISNIS ............................................................. 4
PENGERTIAN ETIKA
DALAM KOMUNIKASI BISNIS ............................... 5
ETIKA DI DALAM
KOMUNIKASI BISNIS ..................................................... 6
KARAKTERISTIK
ETIKA BISNIS .................................................................... 7
ASUMSI DASAR .................................................................................................. 7
FAKTOR FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI ETIKA ORG. ....................... 8
CAKUPAN ETIKA
KOMUNIKASI ................................................................... 8
FUNGSI ETIKA
KOMUNIKASI BISNIS .......................................................... 9
TUJUAN ETIKA
KOMUNIKASI BISNIS ....................................................... 10
MANFAAT ETIKA
KOMUNIKASI BISNIS ................................................... 10
CONTOH KASUS ............................................................................................... 10
SUMBER REFERENSI
....................................................................................... 13
A.
Pengertian Komunikasi Bisnis
Komunikasi adalah
suatu proses pertukaran informasi antara individu dengan individu lainnya atau
dengan kelompok orang. Seorang komunikator yang efektif akan mencoba
secara jelas dan akurat mengirimkan pesan berupa pikiran, perhatian, dan tujuan
kepada penerima pesan melalui sebuah proses. Komunikasi dapat dikatakan
berhasil manakala pengirim pesan dan penerima pesan memahami informasi yang
sama. Sehubungan dengan konteksnya, komunikasi juga melibatkan berbagai
pilihan, merefleksikan nilai-nilai, dan memiliki konsekuensi. Ketiga elemen
kunci komunikasi tersebut membentuk dasar-dasar bagi etika
komunikasi (Makau, 2009 : 435).
Agar tercipta
komunikasi yang lebih baik, maka dibutuhkan pemahaman mengenai berbagai isu
yang berkaitan dengan komunikasi. Beberapa perusahaan yang memiliki tujuan
bertanggung jawab secara sosial dan etika memerlukan sebuah prioritas etika
komunikasi baik komunikasi di dalam perusahaan maupun ketika berinteraksi
dengan publik. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh S. Alejo
(2008) bahwa komunikasi
bisnis merupakan
landasan utama bagi berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan, baik di
dalam organisasi maupun di luar organisasi. Karena secara teori, banyak
konsumen yang lebih tertarik untuk melakukan bisnis dengan perusahaan yang
mereka percayai secara etis dimana etika bisnis tersebut memberikan keuntungan
tersendiri dalam pasar.
Komunikasi dalam
suatu organisasi atau dunia bisnis bukanlah sebuah tugas yang mudah. Dibutuhkan
suatu keterampilan berkomunikasi agar tercipta komunikasi yang efektif dalam lingkungan bisnis. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa dalam organisasi atau dunia bisnis selalu terjadi
yang namanya konflik yang disebabkan oleh hambatan komunikasi bisnis. Konflik merupakan
bagian dari kehidupan organisasi atau dunia bisnis, baik konflik yang bersifat
destruktif maupun produktif. Konflik yang terjadi dalam organisasi atau dunia
bisnis dapat merusak hubungan kerja atau menciptakan bibit-bibit yang
dibutuhkan bagi perubahan dan perkembangan organisasi atau dunia bisnis.
Komunikasi bisnis
terjadi ketika sebuah pesan dikirimkan atau diterima antara organisasi atau
perusahaan dengan karyawan yang ada di dalamnya. Komunikasi bisnis juga terjadi antara
organisasi atau perusahaan dengan pihak luar, misalnya para pemangku
kepentingan atau pun konsumen. Adalah penting bagi organisasi atau perusahaan
untuk memastikan apakah pesan yang mereka sampaikan dan diterima merujuk pada
norma-norma etika dalam rangka menjamin terciptanya efektivitas komunikasi.
Menurut G. Cheney,
M. Kent, dan M. Debashish (2011) komunikasi bisnis yang etis sangat penting
dalam tiga perspektif utama yaitu bisnis dengan publik, bisnis dengan karyawan,
dan bisnis dengan bisnis.
1.
Komunikasi bisnis dengan bisnis dalam artian komunikasi
antara sebuah perusahaan bisnis dan distributor serta penyuplai.
2.
Komunikasi bisnis dengan karyawan berarti komunikasi yang
memainkan peran dalam tingkat organisasi dan bagaimana kalangan manajemen atas
mengirimkan pesan-pesan bisnis seperti kebijakan kepada karyawan
3.
Komunikasi bisnis dengan public memainkan sebuah peran
instrumental dalam mengembangkan citra sebuah organisasi. Karena itu, sangat
tidak bisa disangkal bahwa pengelolaan standar etika yang tinggi selama
komunikasi bisnis adalah sebuah faktor sukses bagi beberapa bisnis.
B.
Pengertian Etika di dalam Komunikasi
Bisnis
Etika telah menjadi
sebuah kata yang sangat penting dalam dunia perusahaan karena semakin berkembangnya
globalisasi dan komunikasi. Terminologi etika berasal dari bahasa Yunani yang
mengacu pada karakter atau kebiasaan atau perilaku yang dapat diterima.
·
Menurut Oxford Dictionary, yang dimaksud dengan etika
adalah sebuah prinsip moral yang mengarahkan perilaku seseorang atau bagaimana
sebuah kegiatan diterima. Dengan kata lain, etika merupakan salah satu cabang
dari pengetahuan yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip moral.
·
Etika merupakan sekumpulan prinsip-prinsip atau standar etik
yang mengarahkan perilaku individu atau organisasi. Dengan menggunakan standar
etika, seorang individu atau sebuah organisasi mengatur perilaku mereka untuk
membedakan antara apa yang benar atau apa yang salah yang dirasakan oleh orang
lain.
·
Menurut K.D. Parzhigar dan R. Parzhigar (2006) yang
dimaksud dengan etika adalah analisis kritis nilai-nilai budaya untuk
menentukan validitas kebenaran dan kesalahan dalam terminologi dua kriteria
utama yaitu kebenaran dan keadilan. Etika menentukan hubungan seorang individu
terhadap masyarakat, alam, dan Tuhan. Bagaimana orang membuat keputusan yang
etis? Mereka dipengaruhi oleh bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri
dalam hubungannya dengan kebaikan dan/atau kesempurnaan.
·
Menurut Josina M. Makau (2009), etika adalah sebuah
studi tentang nilai-nilai, apa yang lebih penting dan apa yang kurang penting,
tentang apa yang “baik”, serta panduan perilaku dan norma-norma. Lebih lanjut
Makau menyatakan bahwa etika menyediakan kerangka kerja serta alat untuk
mengenali berbagai macam pilihan yang tersedia dan untuk membedakan antara satu
atau kurang penilaian secara moral dalam berbagai situasi yang diberikan.
C.
Etika Bisnis di dalam Komunikasi
Etika bisnis dapat didefiniskan
sebagai prinsip-prinsip kode tertulis maupun tidak tertulis dan nilai-nilai
yang membuat keputusan serta tindakan dalam sebuah perusahaan. Etika bisnis
telah menjadi topik hangat diskusi sejak dimulainya abad 21. Beberapa diskusi
etika bisnis merujuk pada perilaku etika bisnis dan prakteknya dalam pasar.
Namun diskusi tentang etika dan bukan etika perilaku bisnis adalah setua pasar
itu sendiri.
Setiap organisasi
bisnis harus menekankan pentingnya etika komunikasi bisnis di setiap tingkatan
organisasi termasuk didalamnya adalah komunikasi antara karyawan atau antara
organisasi dengan entitas luar. Terdapat beberapa hal terkait dengan isu-isu
etika utama yang harus dipertimbangkan oleh organisasi bisnis, yaitu kejujuran,
keadilan, kepekaan, dan rasa hormat.
Sementara itu,
menurut J.O Cherrington dan D.J Cherrington (1992) menemukan bahwa
sebagian besar organisasi menghadapi berbagai isu etika sebagai berikut :
·
Mengambil hal-hal yang bukan milik sendiri atau mencuri.
·
Mengatakan hal-hal yang tidak sesuai kenyataan atau
berbohong.
·
Kesan yang salah.
·
Konflik kepentingan dan pengaruh membeli.
·
Menyembunyikan informasi.
·
Bertindak tidak adil.
·
Dekadensi pribadi.
·
Pelecehan interpersonal.
·
Pelecehan organisasi.
·
Aturan kekerasan.
·
Asesori bagi tindakan tidak etis.
·
Keseimbangan moral.
D.
Karakteristik Etika Komunikasi
Beberapa
karakteristik penting dari etika komunikasi yang juga dipakai saat bisnis
adalah sebagai berikut (Kumar, 2014 : 283 – 284) :
·
Memahami apa yang dimaksud tanpa menyerang orang lain
·
Mengelola hubungan dengan khalayak
·
Menyajikan informasi kepada khalayak tanpa menguranginya
atau menahan informasi penting
·
Memahami bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai dan
mungkin dapat berbda bagi khlayak
·
Memastikan bahwa seluruh informasi adalah akurat dan dapat
dijangkau
E.
Asumsi Dasar
Setiap keputusan
komunikasi memiliki dimensi etis baik diakui ataupun tidak. Dimulai sejak
seorang individu bergabung dengan sebuah organisasi hingga pensiun, ia menemui
berbagai macam kejadian yang mengiringi perjalanan karirnya dimana komunikasi
memiliki dimensi etis yang menyertainya. Menurut Kumar (2014), terdapat
beberapa dasar asumsi yang membentuk etika komunikasi, yaitu :
·
Melihat dahulu sebelum memutuskan
·
Etika komunikasi tidak dapat dihindari karena melibatkan
motif dan dampak
·
Etika seringkali dilihat sebagai hal yang tidak ada
hubungannya dengan tujuan bisnis
F.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etika
Organisasi
Berbagai faktor
memberikan dampak serta pengaruh bagi keputusan etis yang dibuat oleh karyawan
atau manajer diantaranya adalah (Kumar, 2014 : 286) sebagai berikut :
·
Budaya perusahaan.
·
Keberadaan dan aplikasi atau penerapan dari kode etik
tertulis.
·
Kebijakan dan aturan formal dan informal.
·
Norma-norma bagi perilaku yang dapat diterima.
·
Sistem reward dalam keuangan.
·
Sistem bagi pencapaian kinerja.
·
Sikap perusahaan terhadap karyawan.
·
Tata cara perekrutan karyawan untuk kepentingan promosi.
·
Praktek kontrak kerja.
·
Penerapan perilaku hukum.
·
Derajat profesionalisme.
·
Proses pengambilan keputusan perusahaan.
·
Perilaku dan sikap pimpinan organisasi.
G.
Cakupan Etika Komunikasi
Menurut Kumar (2014),
perlakuan etis terhadap subyek membutuhkan waktu, pikiran, dan persiapan.
Sebagai seorang manajer, adalah penting bagi kita untuk tetap fokus pada etika
komunikasi dalam ruang lingkup :
·
Pesan-pesan tertulis dan verbal
Pesan-pesan yang
disampaikan oleh organisasi bisnis baik tertulis maupun verbal, menggambarkan
tidak hanya pesan yang diniatkan namun juga pesan mengenai nilai-nilai dan
integritas. Untuk mengevaluasi tujuan dan motif-motif di setiap situasi,
beberapa hal yang harus diperhatikan adalah tujuan pesan, metode penelitian,
pemilihan materi, pengembangan gagasan, penggunaan bahasa, konteks etika, dan
analisis diri.
·
Pesan-pesan lintas budaya
Dalam kaitannya
dengan komunikasi bisnis lintas budaya, komunikator
hendaknya mengantisipasi dan menghindari terjadinya kesalahpahaman sebisa
mungkin dan menghindari memperoleh keuntungan dari terjadinya kesalahapahaman.
Hal ini dikarenakan karena dalam komunikasi bisnis lintas budaya, organisasi
bisnis melakukan kerjasama dengan organisasi bisnis lainnya yang memiliki
keberagaman budaya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
etika komunikasi bisnis lintas budaya adalah konteks budaya, kesalahpahaman,
bahasa, dan akuntabilitas.
·
Iklan yang dibuat oleh perusahaan
Iklan merupakan area
yang sangat penting bagi perusahaan yang melebarkan sayapnya ke berbagai
Negara. Untuk itu, diperlukan rasa sensitivitas terhadap adanya perbedaan yang
merupakan salah satu keterampilan manajerial penting yang harus dimiliki.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pesan-pesan periklanan adalah
bahasa, grafis, kelalaian, kebenaran, dan akuntabilitas.
H.
Fungsi Etika Komunikasi Bisnis
Fungsi utama etika
komunikasi bisnis adalah untuk memastikan bahwa pesan-pesan bisnis yang
dikirimkan dan diterima adalah pesan-pesan bisnis yang bersifat netral dan
tidak menyerang berbagai pihak. Menurut J. Jaska (1996), etika komunikasi bisnis
yang efektif memainkan sebuah peran penting dalam menguatkan atau memperkuat
budaya organisasi atau perusahaan.
Jika sebuah
organisasi atau perusahaan tidak mempertimbangkan berbagai standar etika dalam
pengirman dan penerimaan pesan-pesan bisnis, maka akan berdampak pada
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan misalnya timbulnya budaya
perusahaan atau organisasi yang tidak baik yang menghambat produktivitas
karyawan, karyawan yang tidak bahagia dan tidak puas, serta citra perusahaan
yang buruk di mata publik
I.
Tujuan Etika Komunikasi Bisnis
Etika komunikasi
bisnis memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan penerima tanggap dan
emosional dari penerima pesan bisnis seperti pelanggan dan karyawan.
Selain itu, etika komunikasi bisnis memiliki peran penting dalam
melindungi, menghargai, dan memelihara citra bisnis yang baik bagi organisasi.
Bagi organisasi manapun, komunikasi memiliki tujuan utama untuk memastikan
bahwa ada tatanan organisasi dan memastikan bahwa hubungan antara organisasi
dan karyawannya harmonis.
J.
Manfaat Etika Komunikasi Bisnis
Mempelajari etika
komunikasi bisnis dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah kita
menjadi memahami pengertian etika komunikasi bisnis, fungsi etika komunikasi
bisnis, tujuan dan peran etika komunikasi bisnis, serta aspek-aspek etika
komunikasi lainnya yang terkait dengan organisasi atau bisnis.
K.
Contoh Kasus
KASUS ETIKA BISNIS INDOMIE DI TAIWAN
Akhir-akhir ini makin
banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang
mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada
pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar. Dalam persaingan antar perusahaan terutama
perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran
etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan
yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di
Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari
produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang
mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan
pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang
terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid
(asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat
kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk
menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket
terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini
mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM
Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait
produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX
DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010).
Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai,
apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat
berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.
A Dessy
Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung
di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam
benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan
tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam
pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal
0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya
bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar
Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie
instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas
wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah. Tetapi bila kadar nipagin
melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk
mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain kecuali daging,
ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan
muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.
Menurut Kustantinah,
Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie
sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan
kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk
Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan
karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.
KESIMPULAN
Etika bisnis dalam
perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi
yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Seperti pada kasus
Indomie masalah yang terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi
mengenai kandungan-kandungan apa saja yang terkandung dalam produk mie tersebut
sehingga Taiwan mempermasalahkan kandungan nipagin yang ada dalam produk
tersebut. Padahal menurut BPOM kandungan nipagin yang juga berada di dalam
kecap dalam kemasam mie instan tersebut, kadar kimia yang ada dalam Indomie
masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu standar di antara
kedua Negara yang berbeda Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius
Commision dan karena Taiwan bukan merupakan anggota Codec sehingga harusnya
produk Indomie tersebut tidak dipasarkan ke Taiwan.
SARAN
Bagi perusahaan
Indomie sebaiknya memperbaiki etika dalam berbisnis, harus transparan mengenai
kandungan-kandungan apa saja yang terkandung dalam produk mie yang mereka
produksi agar tidak ada permasalah dan keresahan yang terjadi akibat informasi
yang kurang bagi para konsumen tentang makanan yang akan mereka konsumsi.
SUMBER
REFERENSI