BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang diharapan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang bisa diartikan dengan
manusiawi, diharapkan dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar ini seseorang akan
lebih memiliki sifat manusiawi, lebih berbudaya dan lebih sopan dalam bertutur
kata maupun dalam bersikap.
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas terkait
dengan hubungan antara Ilmu budaya dasar dengan sastra. Sastra sangat erat
sekali kaitannya dengan budaya dimana masing-masing diantaranya saling
berkesinambungan satu sama lain.
Untuk membahas lebih lanjut tentang hubungan antara
Budaya dengan Sastra terlebih dahulu saya akan menjelaskan beberapa pengertian
terkait Budaya dan Sastra.
A.
Apa pengertian dari Budaya?
B.
Apa pengertian dari Sastra?
1.3
TUJUAN MASALAH
A.
Mengetahui sejauh mana keterkaitan
atau relevansi Budaya dengan Sastra
BAB II
PEMBAHASAN I
1.
PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah suatu kebiasaan atau rutinitas.
Budaya juga dapa diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh seseorang maupun kelompok serta diwariskan secara
turun-temurun atau dari generasi ke generasi sehingga budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit sepert agama,
politik, adat istiadat, bahasa, karya seni dan bangunan.
Karena budaya tidak dapat dipisahkan dengan
manusia, maka ada juga yang beranggapan bahwa budaya merupakan warisan secara
genetis. Budaya pun dapat dipelajari seperti pada contoh ketika seseorang
berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya dan saling
menyesuaikan dengan perbedaan yang mereka miliki.
Berdasarkan katanya, budaya berasal dari kata
buddhayah yang berasal dari bahasa sansekerta yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(akal atau budi) dapat diartikan sebagai hal-hal yang culture sedangkan dari bahasa lain
budaya di sebut dengan colere yaitu mengelola atau mengerjakan.
Budaya menurut para ahli adalah :
a.
Koentjaraningrat
Budaya adalah suatu sistem
gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
b.
E.B.Taylor
Budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat,
serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
c.
Linton
Budaya adalah Keseluruhan
dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang
dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
d.
Kluckhohn dan Kelly
Budaya adalah Semua
rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun
implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang
potensial untuk perilaku manusia.
2. UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
- Kesenian
- Sistem
teknologi dan peralatan
- Sistem
organisasi masyarakat
- Bahasa
- Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
- Sistem
pengetahuan
- Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang
harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para
anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia
dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan
sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan
kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai
lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada
bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia
dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki
akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
3.
WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3.
Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
PEMBAHASAN II
1. PENGERTIAN SASTRA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah “karya
tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri
keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan
ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengandung nilai-nilai
kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang
umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang
khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai
dengan wawasannya sendiri.
Menurut Wellek dan Warren (1989) sastra adalah sebuah karya seni yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. sebuah
ciptaan, kreasi, bukan imitasi
2. luapan
emosi yang spontan
3. bersifat
otonom
4. otonomi
sastra bersifat koheren(ada keselarasan bentuk dan isi)
5.
menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentangan
6.
mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan dengan bahasa sehari-hari.
Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam
menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya faktor yang
menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai medianya.
Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan pengalaman
manusia yang lebih luas daripada yang bersifat estetik saja. Sastra selalu
melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan agama. Berbagai
segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.
Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya.
Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam
ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan
membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam
keterlibatan itulah kemungkinan besar muncul kenikmatan estetis. Menurut
Luxemburg dkk (1989) sastra juga bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca
sastra, kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial,
maupun intelektual dengan cara yang khusus.
Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh
manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat,
undang-undang, dan sebagainya yang dalam arti khusus dapat kita gunakan dalam
konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia.
2.
BENTUK - BENTUK SASTRA
Sastra dapat dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa.
Dan secara kasarnya ia boleh dikategorikan kepada dua kategori yang besar menurut
bentuk bahasa yang digunakan, yakni:
a.
Prosa
Merujuk kepada hasil kesusteraan yang ditulis dalam
ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan tatabahasa mudah. Biasanya ayat-ayat
dalam kesusasteraan akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah satu
bentuk kesusasteraan yang lebih mudah difahami berbanding dengan puisi. Contoh
bagi kesusasteraan prosa ialah: cerpen, novel,skripdrama,esseidansebagainya.
b.
Puisi
Merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dengan
"tidak menuruti tatabahasa". Ia sebenarnya tidak terdiri daripada
ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri daripada frasa-frasa yang disusun
dalam bentuk baris-barisan. Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang berirama
dan apabila dibaca pembaca akan berasa rentaknya. Contoh bagi kesuasteraan
puisi termasuklah: Sajak, Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan
sebagainya. Ilmu Budaya dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsur seni
kebudayaan dengan kehidupan manusia, dimana dalam proses kehidupannya manusia
sering kali melakukan sesuatu.
Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat
diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui
bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya, hasil cipta manusia
dengan menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif,
disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat relatif.
3.
PERANAN SASTRA
Karya sastra mempunyai relevansi
dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Sebab itu sangat keliru
bila dunia pendidikan selalu menganggap bidang eksakta lebih utama, lebih
penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau ilmu-ilmu humaniora. Masyarakat
memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh kebohongan
sehingga timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra memiliki
pesona tersendiri bila kita mau membacanya. Karya sastra dapat membukakan mata
pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai
moral dan estetika.
Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak
pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan
wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada
masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di
satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah
penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab
terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi
pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,
keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan
masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan
dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan
emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati
tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang
pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu
jauh lebih indah dan mempesona.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Berdasarkan informasi-informasi yang
ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan
bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat
dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang
mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir
manusia atau penutur bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra)
dan kebudayaan merupakan dua system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan
adalah system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa
(sastra) adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya
suatu interaksi. Mungkin hanya itu saja
kesimpulan dari saya.
DAFTAR PUSTAKA
Intan Febriani
1EA45
15214368